Rumah Roboh, Harapan Hancur: Keluarga Kusnanto Tertimpa Musibah



Suara Hukum.live -  Hujan mengguyur deras, angin meraung-raung. Alam seakan marah, melepaskan kekuatannya yang dahsyat. Di tengah badai itu, sebuah rumah di Desa Gabus Wetan, Indramayu, tak sanggup bertahan. Atapnya ambruk, menghancurkan mimpi dan harapan yang tersimpan di dalamnya. Kusnanto, Susi Herawati, Muhamad Aris, dan Kusiyah, sepasang suami istri dan kedua orang tua, harus merasakan pahitnya kehilangan saat rumah mereka luluh lantak.

Detik-detik sebelum bencana, Kusnanto mendengar suara gemuruh yang menggelegar. Intuisi kuat mendorongnya untuk mengajak keluarganya mengungsi ke rumah saudara. Keputusan cepat itu menyelamatkan nyawa mereka. Namun, saat kembali ke rumah, yang tersisa hanyalah puing-puing dan kepedihan. Semua harta benda yang mereka miliki, kini tertimbun reruntuhan.

Badai yang menerjang rumah mereka berlangsung selama empat jam. Angin kencang dan hujan deras seakan tak kenal lelah menghantam. Suara gemeretak terdengar nyaring sebelum akhirnya atap rumah ambruk. Kusnanto menceritakan betapa cepatnya kejadian itu berlangsung, hingga tak ada waktu bagi mereka untuk menyelamatkan apapun.

Kini, Kusnanto dan keluarganya terpaksa mengungsi di rumah saudara dan tetangga. Mereka hidup dalam ketidakpastian, tak tahu kapan bisa kembali ke rumah mereka sendiri. Harapan mereka hanya satu, agar pemerintah dan para donatur segera memberikan bantuan untuk memperbaiki rumah yang rusak.

Kepala Desa Gabus Wetan, Abdullah Irlan, S.H., langsung bergerak cepat setelah mendapat laporan. Ia bersama perangkat desa mengunjungi lokasi kejadian dan memberikan bantuan awal kepada keluarga korban. Data kerusakan rumah juga segera dilaporkan agar proses bantuan dapat segera diproses.

Peristiwa ini menjadi pengingat bagi kita semua akan pentingnya waspada terhadap cuaca ekstrem. Perubahan iklim telah menyebabkan cuaca semakin tidak menentu, dan bencana alam seperti ini bisa terjadi kapan saja. Kita perlu memperkuat mitigasi bencana dan saling membantu sesama untuk menghadapi tantangan yang semakin kompleks.

Di balik kesedihan dan kepedihan, ada secercah harapan. Solidaritas dan kepedulian masyarakat diharapkan dapat meringankan beban Kusnanto dan keluarganya. Mari kita bersama-sama membantu mereka bangkit kembali dan membangun kehidupan yang lebih baik.(Fathur/arief)