Wahyu SKM : Rulahu Karawang: Mimpi Indah yang Terjebak Birokrasi, Inovasi Jadi Kunci

 


Suara Hukum.live - Program Rumah Layak Huni (Rulahu) di Kabupaten Karawang, yang seharusnya menjadi oase harapan bagi warga miskin, kini terjebak dalam labirin birokrasi yang menyesakkan. Kisah pilu Rapin, warga RT 19/04 Dusun Jatimulya Desa Kalangsari Kecamatan Rengasdengklok, menjadi potret buram dari ketidakjelasan ini.

Wahyu SKM, pemerhati Karawang, menyoroti lambatnya birokrasi dan kurangnya transparansi sebagai akar permasalahan. "Kita butuh terobosan inovatif, bukan sekadar evaluasi konvensional," tegasnya.

Wahyu SKM mengusulkan digitalisasi menyeluruh dalam program Rulahu. "Bayangkan, warga bisa mengajukan permohonan, memantau progres, dan memberikan umpan balik secara online melalui aplikasi. Ini bukan mimpi, ini kebutuhan mendesak," ujarnya.

Aplikasi ini juga akan memuat data real-time mengenai anggaran, lokasi, dan status setiap rumah yang dibangun. "Transparansi bukan lagi slogan, tapi kenyataan yang bisa diakses siapa saja," tambahnya.

Lebih dari sekadar digitalisasi, Wahyu SKM menekankan pentingnya partisipasi aktif warga. "Warga bukan objek, tapi subjek pembangunan. Kita butuh kolaborasi yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dan media," katanya.

Ia mengusulkan pembentukan tim pengawas independen yang melibatkan tokoh masyarakat, aktivis, dan jurnalis. "Tim ini akan memastikan program berjalan sesuai rencana dan anggaran," jelasnya.

Media memiliki peran krusial dalam mengawal program Rulahu. "Media bukan hanya memberitakan, tapi juga mengedukasi dan mengadvokasi," kata Wahyu SKM.

Ia mengajak media untuk menggunakan pendekatan jurnalisme data dan visualisasi untuk menyajikan informasi yang mudah dipahami publik. "Dengan data yang akurat dan visual yang menarik, kita bisa meningkatkan kesadaran dan partisipasi warga," ujarnya.

Warga Karawang mendambakan rumah layak huni, bukan sekadar janji manis. Dengan inovasi digital, transparansi, dan partisipasi aktif warga, program Rulahu bisa menjadi model pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.

"Kita tidak boleh menyerah pada birokrasi yang lamban. Kita harus berani berinovasi dan berkolaborasi untuk mewujudkan mimpi warga Karawang," pungkas Wahyu SKM.

Penulis : Hendrik

Editor : Yerry