Suara Hukum.live - Kekhawatiran akan imbas kebijakan ekonomi Presiden Amerika Serikat, Donald J. Trump, kembali mencuat dan kini menjadi perhatian serius di tingkat daerah. April, Kepala Divisi Non-Litigasi Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) Distrik Karawang, secara tegas menyampaikan pandangannya mengenai potensi dampak kebijakan neo-proteksionisme dan tarif tinggi yang mungkin diterapkan Trump terhadap masa depan industri di Kabupaten Karawang.
Menurut April, kebijakan ekonomi Amerika Serikat di
bawah kepemimpinan Trump dapat memicu gejolak signifikan dalam ekosistem
industri global. Karawang, yang dikenal sebagai salah satu pusat manufaktur dan
investasi asing utama di Jawa Barat, dinilai sangat rentan terhadap perubahan
kebijakan tersebut.
"Trump sedang membicarakan arah ekonomi dunia,
bukan hanya Amerika. Karawang, sebagai simpul penting dalam rantai
ekspor-impor, akan merasakan dampaknya secara langsung maupun tidak
langsung," ujar April dalam pernyataannya.
Lebih lanjut, April menjelaskan bahwa usulan tarif
tinggi terhadap produk impor berpotensi mempersempit pasar ekspor bagi
perusahaan-perusahaan multinasional yang beroperasi di Karawang. Model produksi
global yang diterapkan banyak pabrik di kawasan ini, yang mengandalkan impor
bahan baku dan ekspor produk jadi, akan sangat terpengaruh.
"Penyusutan pasar ekspor akibat hambatan tarif
dapat memaksa perusahaan melakukan efisiensi. Dampak paling nyata adalah
potensi gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di kalangan buruh
Karawang," tegasnya.
April juga mengidentifikasi sejumlah dinas di
Pemerintah Kabupaten Karawang yang perlu segera mengambil langkah antisipatif:Dinas
Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP)
Menggambarkan situasi Karawang, April
menganalogikannya dengan kapal besar di tengah arus perdagangan global.
"Ketika gelombang besar perubahan arah kebijakan dari Trump datang dari
barat, kita tidak bisa hanya mengandalkan mesin utama. Kita harus mulai
mempersiapkan 'layar' alternatif," katanya.
Sebagai solusi, April menawarkan beberapa
pendekatan strategis:
Pemerintah daerah perlu aktif menjajaki pasar-pasar non-tradisional
sebagai alternatif tujuan ekspor.
Mendorong pengembangan industri berbasis sumber daya lokal untuk
mengurangi ketergantungan pada impor.
Membekali pekerja dengan keterampilan yang relevan dengan
perkembangan industri dan teknologi.
Mendukung pelaku usaha, termasuk UMKM, untuk mengadopsi teknologi
digital dalam operasional dan pemasaran.
Membangun sinergi antara pemerintah, pelaku industri, akademisi,
dan komunitas masyarakat untuk merumuskan strategi adaptasi yang komprehensif.
April menekankan pentingnya bagi Pemkab Karawang
untuk mengambil inisiatif dan bertransformasi dari sekadar basis produksi
global menjadi daerah yang lebih mandiri secara ekonomi.
"Ini bukan hanya soal pabrik dan pekerja, tapi
tentang masa depan Karawang. Apakah kita ingin terus bergantung pada pasar luar
negeri, atau mulai membangun ketahanan ekonomi sendiri? Pilihan ini ada di
tangan para pemimpin daerah saat ini," ujarnya.
Lebih lanjut, April mengajak seluruh elemen
masyarakat Karawang untuk melihat perubahan global sebagai tantangan sekaligus
peluang. Ia mendorong buruh, pemuda, dan pelaku usaha kecil untuk memperluas
wawasan, mempelajari bisnis digital, memperkuat jaringan usaha lokal, dan tidak
hanya bergantung pada satu sektor industri.
"Dunia sedang berubah. Yang mampu bertahan
bukanlah yang terkuat, melainkan yang paling cepat beradaptasi," tegas
April, mengutip prinsip Darwin dalam konteks sosial-ekonomi.
April berharap pernyataannya ini dapat menjadi
pemicu diskusi strategis di berbagai tingkatan, mulai dari Bupati Karawang
hingga pelaku usaha dan komunitas masyarakat.
"Saya yakin Karawang memiliki potensi untuk
menjadi contoh nasional dalam menghadapi tantangan ekonomi global. Namun, ini
hanya bisa terwujud jika kita semua, pemerintah, rakyat, dan komunitas sipil,
bergerak bersama," pungkasnya.
Di akhir pernyataannya, April menyerukan kepada
Pemkab Karawang, para pemimpin daerah, pelaku industri, akademisi, dan
masyarakat sipil untuk segera duduk bersama membahas langkah-langkah konkret
agar Karawang tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga terus berkembang di
tengah ketidakpastian ekonomi global.