Suara Hukum.live -Di tengah lanskap digital yang serba cepat, sebuah oase kehangatan dan gotong royong hadir di Desa Majalaya. Bukan sekadar angka dalam kalender, Milangkala ke-134 desa ini bertransformasi menjadi narasi inspiratif tentang bagaimana tradisi dan kepedulian dapat berpadu, menghasilkan senyum tulus dan harapan yang membumbung tinggi. Rabu (23/04/2025) menjadi lembaran istimewa dalam sejarah Majalaya.
Kantor desa berdenyut lebih kencang dari biasanya, bukan hanya karena kehadiran Camat Majalaya, anggota DPRD Karawang, dan perangkat desa, melainkan juga karena energi puluhan anak-anak yang hari itu mengukir keberanian. Sunatan massal, tajuk utama perayaan, menjadi simbol nyata bahwa di balik perayaan hari jadi, tersemat aksi nyata untuk kesejahteraan warga.
Kepala Desa Majalaya, Renita Rosmiyanti, tampil sebagai nahkoda perubahan. Dengan visi yang melampaui sekadar seremoni, ia merangkai Milangkala ke-134 sebagai panggung empati. "Ini bukan sekadar napak tilas usia desa," ujarnya dengan tatapan penuh dedikasi. "Ini adalah momentum kita untuk merajut kebersamaan dan menanam benih kepedulian.
Sunatan massal ini adalah sebentuk 'sentuhan' langsung desa kepada warganya, investasi kecil untuk senyum masa depan anak-anak Majalaya."
Inisiatif ini layaknya update terkini dalam platform kemasyarakatan. Informasi yang disebarkan bak viral, menjangkau hati warga dan memantik partisipasi yang luar biasa. Dua puluh bocah terdaftar, dan gelombang antusiasme membawa dua anak lainnya menyusul, menambah kebahagiaan di hari itu.
Lebih dari sekadar tindakan medis, setiap anak yang disunat menerima berupa hadiah dari sang kepala desa, memperkuat ikatan emosional antara pemimpin dan warganya. Renita Rosmiyanti tak berhenti pada aksi nyata. Ia juga 'mengunggah' harapan untuk Majalaya di masa depan.
"Kami bercita-cita melihat Majalaya terus bertransformasi, menjadi desa yang progresif dalam segala lini, dan yang terpenting, masyarakatnya sejahtera. Ini adalah 'pembaruan' berkelanjutan yang akan terus kami perjuangkan," tegasnya.
Milangkala ke-134 Desa Majalaya bukan sekadar catatan sejarah, melainkan inspiratif tentang bagaimana sebuah komunitas merayakan Milangkala sambil proaktif menebar kebaikan.
Kisah tentang keberanian
anak-anak, ketulusan seorang pemimpin perempuan, dan kehangatan gotong royong
ini adalah kegiatan positif yang layak dibagikan. Majalaya membuktikan bahwa sentuhan kemanusiaan dan
kebersamaan adalah 'aplikasi' abadi yang akan terus berkelanjutan dan membawa harapan
bagi masa depan.
Penulis : Cika
Editor : Hend