Suara Hukum.live, Semangat kebersamaan dan kepedulian kembali membahana di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar, Rengasdengklok, Karawang. Tepat pada perayaan tahunan Gebyar Muharram yang ke-20, pemimpin pondok, K.Hj. Nana Rukmana, kembali menegaskan komitmennya dalam mencetak generasi penerus berilmu dan berakhlak mulia, sekaligus menjadi lentera bagi anak-anak yatim piatu.
Acara yang berpusat di RT 10/05, Dusun Krajan Selatan, Desa Karyasari ini, menjadi bukti nyata dedikasi Hj. Nana Rukmana yang selama dua dekade terakhir konsisten menyelenggarakan kegiatan sosial dan keagamaan berskala besar. "Alhamdulillah, sudah 20 tahun acara Muharraman ini berjalan lancar. Ini semua berkat dukungan dari semua pihak, terutama aparatur pemerintah desa," ujar Hj. Nana Rukmana dengan nada haru.
Gebyar Muharram kali ini terasa semakin istimewa dengan kehadiran sejumlah tokoh penting. Ulama terkemuka, K.Hj. Hendra, turut memberikan tausiyah yang menyejukkan hati. Tak ketinggalan, Kepala Desa Karyasari, Bapak Lurah Asur Pudian, dan Ketua BPD Karyasari, Abdul Malih, hadir sebagai wujud dukungan pemerintah setempat. Kehadiran Ibu Dewan Neneng Siti Fatimah dari Dapil 2 Partai Nasdem juga menunjukkan perhatian serius dari legislatif terhadap kegiatan keagamaan dan kemasyarakatan di wilayah tersebut.
Lebih dari sekadar perayaan, acara ini juga menjadi ajang silaturahmi bagi tokoh agama dan tokoh masyarakat, termasuk Hj. Acu N., serta perwakilan dari berbagai daerah yang sengaja datang untuk merasakan langsung kemuliaan Gebyar Muharram. Momen ini sekaligus menjadi kesempatan bagi masyarakat untuk berinvestasi pahala melalui dukungan terhadap program-program pesantren.
Dalam sambutannya, Hj. Nana Rukmana mengungkapkan kebanggaannya atas keberlanjutan program beasiswa bagi santri-santri kurang mampu. "Sebanyak 30 orang saat ini mondok di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar dengan biaya pesantren. Ditambah lagi, ada 5 santri yang kami biayai untuk mondok di Manonjaya," jelasnya, menyoroti besarnya peran pondok dalam memberikan akses pendidikan agama.
Yang menarik, Hj. Nana Rukmana menegaskan bahwa pintu Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar terbuka lebar bagi siapa saja yang ingin menimba ilmu, tidak terbatas hanya pada anak yatim piatu. "Tidak hanya yatim piatu, dari kalangan semua masyarakat pun bisa dan terbuka untuk siapa saja yang ingin mondok pesantren," tuturnya, menekankan inklusivitas lembaga pendidikan ini.
Dengan lokasi yang strategis di RT 10/05, Desa Karyasari, Kecamatan Rengasdengklok, Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar terus berkomitmen menjadi mercusuar ilmu dan wadah bagi pembentukan karakter generasi muda.
Semoga pemberitaan ini dapat menjadi perhatian serius bagi Pemerintah Kabupaten Karawang, agar keberadaan dan kontribusi Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar semakin mendapatkan dukungan dan apresiasi dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan menyemai nilai-nilai kemanusiaan.