Suara Huku.live, KARAWANG, 10 Juli 2025 – Palu godam kebijakan Bupati Karawang, Aep Syaepulloh, kembali berdentum. Setelah membenahi jantung kota, kini giliran ratusan "bangli" (bangunan liar) di sepanjang aliran sungai Batujaya hingga Telukbango, Kecamatan Batujaya, yang rata dengan tanah. Operasi masif ini, yang melibatkan tim gabungan lintas sektor pada Kamis (10/7), menjadi penanda serius visi "Banjir Nol" Bupati Aep, sebuah janji yang kini diwujudkan dengan kekuatan penuh.
Pemandangan alat berat merobohkan struktur semi-permanen yang selama ini mencekik saluran air menjadi bukti konkret komitmen Pemkab Karawang. Dari personel Satpol PP yang sigap, prajurit TNI-Polri yang mengawal ketertiban, petugas Damkar yang berjaga, hingga "Pasukan Biru" dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Karawang yang bahu-membahu, semua bergerak dalam satu komando.
Kepala Dinas PUPR Karawang, Rusman, menegaskan bahwa aksi ini adalah bagian integral dari program normalisasi saluran air sepanjang 12 kilometer. "Kawasan ini sering jadi langganan banjir karena aliran air tersumbat bangunan liar. Kami ingin mengembalikan fungsi saluran air agar masyarakat tak lagi khawatir saat musim hujan," ujarnya dengan nada tegas. Normalisasi ini mencakup tiga titik utama dan tiga syphon kritis, yang selama ini menjadi biang kerok genangan parah setiap kali hujan deras mengguyur.
"Ini langkah penting agar risiko banjir berkurang drastis," tambah Rusman, menyoroti urgensi tindakan tersebut demi keselamatan ribuan warga yang kerap terpaksa mengungsi.
Senada, Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) DPUPR Karawang, Aries Purwanto, menjelaskan bahwa operasi pemeliharaan saluran drainase dan jaringan irigasi adalah agenda rutin tahunan. Namun, skala pembongkaran kali ini menunjukkan keseriusan yang berbeda. "Untuk tahun ini, selain di Batujaya, kami juga lakukan di beberapa titik lainnya," ungkap Aries, memperlihatkan cakupan program yang lebih luas.
Aries juga mengungkap koordinasi erat dengan Perum Jasa Tirta (PJT) II, mengingat sebagian besar aset lahan yang ditertibkan berada di bawah kewenangan BUMN tersebut. "Aset dan kewenangannya milik PJT II. Kami hanya mendampingi dan membantu dengan alat berat," jelasnya, menandakan kolaborasi antarinstansi yang terkoordinasi.
Kepala Satpol PP Karawang, Basuki Rahmat, yang mengerahkan 30 personel, termasuk tim Penegakan Produk Hukum Daerah (PPUD), mengonfirmasi bahwa penertiban ini juga merupakan tindak lanjut langsung dari permintaan PJT II. "Ada permintaan dari PJT agar kita membantu penertiban bangunan yang mengganggu saluran. Ini demi kepentingan bersama, terutama warga yang selama ini terdampak banjir," tegas Basuki.
Yang mengejutkan, jumlah bangunan liar yang berhasil ditertibkan tidak sedikit: sebanyak 535 bangli digilas dalam operasi ini. Angka ini menyoroti seberapa parah invasi bangunan di atas fasilitas publik yang selama ini terjadi.
"Operasi ini adalah langkah nyata dalam mengembalikan fungsi saluran air seperti sediakala," tandas Basuki, sembari mengingatkan masyarakat agar tidak lagi mengulangi pelanggaran serupa. "Kami imbau warga untuk tidak mengulangi pelanggaran ini. Jangan bangun lagi di atas saluran air atau jalur hijau."
Pembongkaran ratusan bangli di Batujaya bukan hanya sekadar operasi penertiban fisik, melainkan sebuah pesan kuat dari Pemkab Karawang: bahwa kepentingan publik dan keselamatan warga akan selalu diutamakan di atas kepentingan pribadi. Ini adalah babak baru dalam perjuangan Karawang melawan banjir, sebuah perjuangan yang kini dipimpin dengan ketegasan tak pandang bulu. Akankah "Misi Banjir Nol" Bupati Aep benar-benar terwujud? Waktu dan musim hujan mendatang akan menjadi pembuktiannya.
Penulis : Kinah
Editor : Dewa