KARAWANG, Mulyasari – Desa Mulyasari, Kecamatan Ciampel, Kabupaten Karawang, tak mau kalah sigap. Pemerintah desa setempat menggelar aksi fogging massal padami Minggu (13/07/2025) sebagai benteng pertahanan dini dari ancaman penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Chikungunya. Langkah cepat ini diambil mengingat wilayah tersebut kini memasuki musim penghujan, periode 'emas' bagi nyamuk untuk berkembang biak.
Namun, di balik kepulan asap fogging yang merata, muncul isu santer di tengah masyarakat Mulyasari: "Hampir 50% warga desa terjangkit Chikungunya!" Isu ini dengan cepat menyebar, menimbulkan keresahan.
Menanggapi hal tersebut, Syaepul, Kepala Seksi Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Desa Mulyasari, membantah tegas klaim tersebut. "Itu tidak benar bahwa 50 persen warga desa Mulyasari terdampak penyakit Chikungunya," tegas Syaepul. Ia meluruskan bahwa berdasarkan laporan dari anggota Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat (IPSM) setempat, hanya ada dua orang warga yang terkonfirmasi terjangkit Chikungunya dan saat ini sedang menjalani perawatan intensif di RSUD Karawang.
Kepala Desa Mulyasari, Margono, tak menampik bahwa musim hujan adalah masa kritis. "Saat ini adalah musim penghujan, di mana nyamuk Aedes aegypti, pembawa DBD dan Chikungunya, berkembang biak dengan cepat. Untuk mengantisipasi penyebaran kedua penyakit ini, pemerintah desa mengadakan penyemprotan ini guna membasmi nyamuk dewasa dan jentik-jentiknya," jelas Margono.
Aksi fogging difokuskan secara merata di seluruh lingkungan desa, tak terkecuali titik-titik rawan yang diidentifikasi sebagai sarang potensial perkembangbiakan nyamuk. Dengan langkah proaktif ini, Pemerintah Desa Mulyasari berharap warganya dapat bernapas lega, terhindar dari ancaman DBD dan Chikungunya, serta tetap sehat dan produktif di sepanjang musim hujan ini.
Penulis : chika