Suara Hukum.Live, KARAWANG, 14 OKTOBER 2025 — Di antara deru mesin dan dominasi narasi korporasi di pusat industri Asia Tenggara, sebuah "perlawanan sunyi" tengah dirajut. LSM Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) Distrik Karawang tidak memilih barikade fisik. Mereka memilih konsolidasi akal dan gagasan.
Rapat Koordinasi Distrik (Rakordis) 2025 yang digelar di Resto Sindang Reret hari ini menjadi forum transformatif. Ia bukan sekadar agenda rutin, melainkan deklarasi Blueprint Gerakan Sosial Berbasis Kemandirian. Ini adalah strategi baru GMBI untuk menghadapi Karawang yang dikenal timpang—kaya investasi namun minim keseimbangan peluang kerja lokal.
Pertemuan yang dihadiri ratusan kader dan disaksikan secara virtual oleh Ketua Umum DPP GMBI, Moh. Fauzan Rachman, SE, ini dipertegas dengan 'mandat ideologis' tritunggal: Soliditas, Loyalitas, dan Adaptabilitas.
Ganda Permana, SH, dari DPP GMBI, menekankan bahwa GMBI harus "mampu membaca arah perubahan sosial dengan cerdas dan tetap berpihak kepada rakyat," seraya menantang organisasi untuk menjadi arsitek solusi, bukan hanya penuntut keadilan.
Inti radikal dari Rakordis ini terletak pada pergeseran fokus. GMBI Karawang mengalihkan energi dari advokasi murni ke pembangunan kemandirian ekonomi berbasis kader. Ketua Distrik Asep Mulyana, SE, menyebut forum ini sebagai ruang kristalisasi langkah strategis di tengah tuntutan zaman.
April, Ketua Pelaksana, bahkan menegaskan bahwa kegiatan ini adalah "manifestasi budaya GMBI yang berpikir sadar, cerdas, dan berakal," menunjukkan bahwa gerakan ini tumbuh dari kesadaran kritis, bukan komando buta.
Hasil Rakordis merumuskan rekomendasi yang melampaui gerakan sosial konvensional, merancang "infiltrasi cerdas" ke dalam sistem ekonomi:
1. Pusat Pelatihan Ekonomi Mandiri: Inisiatif ini bertujuan menciptakan wirausaha baru dari kalangan anggota, menyediakan wadah untuk merintis usaha dari koperasi hingga UMKM berbasis teknologi, alih-alih bergantung pada upah industri.
2. Penguatan Kapasitas Digital: GMBI mengakui arena pertarungan masa depan terletak pada data dan teknologi. Peningkatan kapasitas anggota, khususnya di bidang teknologi informasi, menjadi prioritas untuk meningkatkan daya saing dan literasi hukum.
3. Sinergi Strategis yang Setara: GMBI akan memperkuat kerja sama dengan Pemerintah dan Swasta, memposisikan diri sebagai entitas yang setara dan mandiri alih-alih sebagai pihak yang menuntut belas kasihan.
"Kemandirian adalah bentuk tertinggi dari perjuangan sosial," kutipan dari diskusi tematik ini menjadi mantra baru yang memandu langkah organisasi. GMBI Karawang memilih jalan yang lebih sulit namun berkelanjutan: membangun daya saing internal agar menjadi kekuatan tawar yang solid, dan tak mudah dipecah belah.
Di penghujung acara, seruan janji GMBI menggema: "Tegaklah dengan keyakinan dan perjuangan, karena makna hidup dan guna hidup terletak pada keyakinan dan perjuangan.”
Rakordis 2025 ini secara resmi merobohkan sekat pemikiran lama. Di bawah bayang-bayang cerobong asap industri, perjuangan rakyat kecil di Karawang kini tidak lagi berhenti pada menuntut keadilan; ia telah beranjak ke fase yang lebih revolusioner: mencipta nasib dan kedaulatan ekonomi sendiri.
(Red)