Suara Hukum.live - Di tengah riuhnya perdebatan publik mengenai penguatan peran TNI dan pemberantasan korupsi, LSM GMBI Distrik Karawang muncul dengan sikap tegas. Bukan sekadar retorika, mereka menyatakan dukungan penuh terhadap Rancangan Undang-Undang (RUU) TNI dan RUU Perampasan Aset, dengan semangat "Bela Negara Harga Mati."
Asep Mulyana, Ketua DPD LSM GMBI Distrik
Karawang, dalam pernyataan yang disampaikan pada 23 Maret 2025, menegaskan
bahwa dukungan ini bukan sekadar mengikuti arahan pusat, melainkan berangkat
dari kesadaran sebagai elemen masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai
kebangsaan.
"Kami tidak hanya bicara, tetapi siap
bergerak. RUU TNI harus menjadi instrumen strategis untuk memastikan TNI
semakin manunggal dengan rakyat, bukan kembali ke dwifungsi," tegas Asep,
menepis kekhawatiran akan kembalinya militer ke ranah politik praktis.
LSM GMBI melihat RUU TNI 2024 sebagai langkah
transformasi besar, bukan sekadar perubahan regulasi. Mereka mengapresiasi
fokus pada profesionalisme, modernisasi pertahanan, dan peningkatan
kesejahteraan prajurit, yang dianggap sebagai kunci untuk menjaga kedaulatan
NKRI di era modern.
"Ini bukan soal militerisme, tetapi soal
memastikan TNI memiliki kapabilitas untuk menghadapi ancaman-ancaman baru,
seperti siber dan non-tradisional," jelas Asep, menyoroti pentingnya
adaptasi TNI terhadap dinamika global.
Tak hanya mendukung penguatan TNI, LSM GMBI
juga lantang menyuarakan dukungan terhadap percepatan RUU Perampasan Aset.
Mereka melihat RUU ini sebagai senjata pamungkas dalam pemberantasan korupsi,
sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto.
"Korupsi adalah musuh bersama. RUU
Perampasan Aset akan menjadi instrumen hukum yang kuat untuk mengembalikan aset
hasil korupsi ke kas negara, demi kesejahteraan rakyat," tegas Asep.
LSM GMBI menegaskan bahwa bela negara bukan
hanya tugas TNI, tetapi tanggung jawab semua elemen bangsa. Mereka merujuk pada
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, yang mengamanatkan
setiap warga negara untuk ikut serta dalam upaya bela negara.
"Di dada kami menempel plakat bela
negara, bukan sekadar simbol, tetapi bukti nyata bahwa GMBI siap berada di
garda terdepan dalam mendukung kedaulatan NKRI," tandas Asep, menunjukkan
komitmen organisasi mereka.
Dengan semangat "NKRI Harga Mati,"
LSM GMBI Distrik Karawang menegaskan bahwa mereka tidak akan memberi ruang bagi
pihak mana pun yang ingin melemahkan kedaulatan negara atau menggerogoti
kesejahteraan rakyat.
"Jabatan boleh berganti, tetapi komitmen
terhadap NKRI tetap abadi. Di dada kami ada merah putih, di hati kami ada
Indonesia. Jabat erat, GMBI!" tutup Asep, mengakhiri pernyataannya dengan
semangat patriotisme.